Senin, 12 Januari 2015

BEKANTAN KERA SIHIDUNG PANJANG





Salah satu ciri khas satwa jenis kera yang umum kita ketahui adalah bahwa kera berhidung pesek, tetapi ternyata ada juga Jenis kera yang berhidung mancung, Bekantan namanya, merupakan satwa endemik Pulau Kalimantan (Indonesia, Brunei, dan Malaysia).

Bekantan (Nasalis larvatus), dalam bahasa inggris disebut Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey, di Kalimantan dikenal dengan nama Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau. merupakan sejenis kera yang mempunyai ciri khas hidung yang panjang dan besar, Seperti primata lainnya, hampir seluruh bagian tubuhnya ditutupi oleh rambut (bulu), kepala, leher, punggung dan bahunya berwarna coklat kekuning-kuningan sampai coklat kemerah-merahan, kadang-kadang coklat tua. Dada, perut dan ekor berwarna putih abu-abu dan putih kekuning-kuningan.

Perbedaan antara jantan dan betina

Jantan: Rambut pipi bagian belakang berwarna kemerah-merahan, bentuk hidung lebih mancung
Betina: Rambut pipi bagian belakang berwarna kekuning-kuningan, bentuk hidung lebih kecil

Masa kehamilan 166 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak. Setelah berumur 4-5 tahun sudah dianggap dewasa. Bekantan hidup berkelompok/sub kelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat. Biasanya dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10 sampai 20 ekor.

Bekantan aktif pada siang hari dan umumnya dimulai pagi hari untuk mencari makanan berupa daun-daunan dari pohon rambai/pedada (Sonneratia alba), ketiau (Genus motleyana), beringin (Ficus sp), lenggadai (Braguiera parviflora), piai (Acrostiolum aureum), dan lain-laian.

Pada siang hari Bekantan menyenangi tempat yang agak gelap/teduh untuk beristirahat. Menjelang sore hari, kembali ke pinggiran sungai untuk makan dan memilih tempat tidur. Bekantan pandai berenang menyeberangi sungai dan menyelam di bawah permukaan air.

Klasifikasi ilmiah.
Kerajaan: Animalia;
Filum: Chordata;
Kelas: Mammalia;
Ordo: Primata;
Famili: Cercopithecidae;
Upafamili: Colobinae;
Genus: Nasalis;
Spesies: Nasalis larvatus
PERINGATAN takbole

Bekantan merupakan satwa  dilindungi, sebagaimana tertuang dalam Lampiran PP No. 7 Tahun 1999, dan ada kententuan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 bahwa:
  1. Barangsiapa dengan Sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup; (Pasal 21 ayat (2) huruf a), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));
  2. Barang Siapa Dengan Sengaja menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati (Pasal 21 ayat (2) huruf b), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));
  3. Dengan Sengaja memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia; (Pasal 21 ayat (2) huruf d), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));

Rabu, 10 Desember 2014

Makalah Tumbuhan Plantae

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Tumbuhan merupakan salah satu  keanekaragaman hayati yang banyak dimanfaatkan manusia. Hewanpun bergantung pada tumbuhan sebagai sumber energi. Dalam klasifikasi, makhluk hidup yang tergolong tumbuhan adalah semua organisme eukaryotik multiselulerfotosintetik yang memiliki klorofil, menyimpan karbohidrat yang biasanya berupa tepung, dan embryonya dilindungi oleh jaringan tumbuhan parental.
Dunia tumbuhan dikelompokkan menjadu tumbuhan tidak berpembuluh atau non-traecheophyta dibagi dalam dan tumbuhan berpembuluh atau tracheophyta (yunani, trachoia = Saluran Kecil, phyton = Tumbuhan). Tumbuhan non-tracheophyta adalah kelompok lumut sedangkan kelompok tracheophyta adalah tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Dengan mempelajari taksonomi tumbuhan, kita dapat membedakan berbebagai jenis tumbuhan yang termasuk tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tinggkat tinggi.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.    Apa saja yang termasuk dalam kingdom plantae?
2.    Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
3.    Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan paku  (Pterydophyta)
4.    Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

C.     TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1.    Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam kingdom plantae.
2.    Untuk Mengetahui Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan kingdom plantae.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ciri Umum
Plantae adalah salah satu Kingdom yang terdapat pada system klasifikasi makhluk hidup. Secara umum Kingdom Plantae mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
a.    Eukariotik atau mempunyai membran inti
b.    Berklorofil sehingga mampu mensintesis nutrisi ( makanannya sendiri). Makhluk hidup yang demikian disebut dengan autotrof
c.    Mempunyai dinding sel yang sifatnya kaku ( rigid) dan tersusun atas selulosa
d.    Multiseluler atau tersusun atas banyak sel
e.    Memiliki organ pokok yang disebut dengan akar, batang dan daun sehingga disebut dengan tumbuhan kormofita.

B.    Pembagian Kingdom Plantae
Berdasarkan cara perkembangbiakannya, kormofita dibedakan menjadi :
a.    Cormophyta berspora, berkembang biak dengan menggunakan spora missal Bryophyta dan Pterydophyta
b.    Cormophyta berbiji, berkembang biak dengan menggunakan biji, misal tumbuhan berbiji.
Berdasarkan  alat pengangkutannya, golongan tumbuhan dibedakan menjadi :
a.    Atrakeophyta, yaitu tumbuhan yang belum mempunyai system pengangkutan, misal tumbuhan lumut ( Bryophyta)
b.    Trakeophyta, yaitu tumbuhan yang telah mempunyai system pengangkutan secara sempurna, misal Pteridophyta dan spermatophyte ( tumbuhan berbiji)

C.    Kingdom Plantae tersusun atas beberapa  divisio, yaitu :
1.    Tumbuhan Lumut ( Bryophyta)
a.    Ciri Umum
-    Disebut sebagai tumbuhan peralihan antara tumbuhan berthallus dan tumbuhan berkormus. Tumbuhan berthallus adalah tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang dan daun sejati, sedangkan tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki akar, batang dan daun sejati.
-    Umumnya hidup ditempat yang lembab tapi bukan basah atau terlalu banyak air
-    Epifit ( menempel pada makhluk hidup yang lain)
-    Berklorofil sehingga bersifat autotrof
b.    Struktur Tumbuhan lumut










Secara umum struktur tubuh lumut tersusun atas :
-    Rhizoid, yaitu bagian seperti akar yang berfungsi untuk melekat pada substrat dan untuk penyerapan air
-    Batang semu, yaitu bagian yang memanjang dari pangkal rhizoid sampai ke ujung. Fungsinya adalah untuk meyalurkan air yang diserap oleh rhizoid. Pada batang semu ini belum terdapat xylem dan floem yang sesungguhnya
-    Daun semu, kecil sempit dan memanjang yang berfungsi untuk proses fotosintesis
c.    Reproduksi Tumbuhan Lumut
Lumut berkembang biak melalui dua tahap atau dua fase, yaitu fase gametofit dan fase sporofit. Fase gametofit adalah proses reproduksi yang ditandai dengan pembentukan gamet ( sel kelamin), sedangkan fase sporofit ditandai dengan pembentukan spora. Tahap reproduksi ini dinamakan dengan Metagenesis atau pergiliran keturunan.
    Fase gametofit  disebut juga dengan fase generativ  yang ditandai dengan pembentukan spermatozoid yaitu sel kelamin jantan dan ovum atau sel telur, yaitu sel kelamin betina. Spermatozoid dihasilkan oleh Antheridium, sedangkan ovum dihasilkan oleh Arkegonium.

Adapun proses metagenesis dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
        Spora
       Protonema
Tumbuhan lumut ( n)

        Anteridium                        Arkegonium
        Spermatozoid                             ovum   
                           
       Zigot ( 2n)
    Embrio ( 2n )
Sporogonium ( 2n)
     Spora ( n)
d.    Klasifikasi Briyophyta
Bryophyta dibedakan menjadi 3 kelas utama, yaitu :
1.     Lumut daun ( Musci)
Lumut daun banyak kita temui disekitar kita. Umumnya menempel pada dinding yang lembab. Berwarna hijau, ukurannya antara 3-5 cm, pada tanamannya telah diteukan struktur daun walaupun ukurannya sangat kecil.
Contoh kelas Musci adalah :
-      Sphagnum fimbriatum
-      Polythricum commune
-      Andreae petrophila
2.    Lumut Hati ( Hepaticae) / Hepaticopsida
Ciri umum : thallus berupa lembaran yang bercabang dan berumah dua, macammya adalah sebagai berikut :
a.    Marchantia polymorpha
b.    Marchantia geminate
c.    Ricciocarpus natans
3.    Anthoceropsida ( lumut tanduk)
Ciri utamanya adalah : thallus berbentuk seperti tanduk, reproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina, secara aseksual dengan pembentukan gemmae
Contoh : Anthoceros laevis

2.    Tumbuhan Paku ( Pteridophyta)
a.    Ciri Umum
Tumbuhan paku merupakan kormofita yaitu sudah memiliki akar, batang dan daun sejati, epifit atau hidup menempel pada makhluk hidup yang lain, ada yang hidup di air ( hidrofit), hidup di tempat yang lembab ataupun hidup pada sisa – sisa makhluk hidup yang lain ( saprofit).
Akar tanaman ini berbetuk serabut yang dilindungi oleh kaliptra atau tudung akar. Pada silinder pusat terdapat jaringan pembuluh kayu / xylem dan floem. Karena telah mempunyai pembuluh kayu yang lengkap maka tumbuhan paku disebut juga tumbuhan trakheophyta.
b.    Struktur
-    Akar berbentuk serabut telahberdiferensiasi menjadi kulit luar ( epidermis), kulit dalam ( korteks) dan silinder pusat yang terdiri dari xylem dan floem yang sifatnya konsentris ( xylem dikelilingi oleh floem)
-    Daun
Daun pada tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi :
a.    Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi :
-    Mikrofil yaitu daun kecil terdiri atas satu lapis sel, bentuk seperti sisik, tidak mempunyai tangkai, tulang dan daging daun


-    Makrofil yaitu daun besar yang memiliki tangkai,tulang dan daging daun. Daun ini sudah berdiferensiasi menjadi epidermis dan mesofil daun. Mesofilnya tersusun atas jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (spons) serta tulang daun.
b.    Berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi :
-    Tropofil yaitu daun yang berfungsi untuk fotosintesis
-    Sporofil yaitu daun yang berfungsi untuk penghasil spora. Daun sporofil mempunyai kotak spora ( sporangium) yang terkumpul dalam sorus yang terletak dibawah daun. Sporangium ditutup oleh annulus, jika kekeringan sel akan mengerut dan sporangium pecah lalu spora akan keluar.
c.    Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi:
1.    Paku Homospora
Jenis tumbuhan paku ini menghasilkan satu jenis spora yang sama besar. Contoh tanmannya adalah :  Lycopodium ( paku kawat)
2.    Paku Heterospora
Jenis tanaman paku ini menghasilkan 2 jenis spora yang ukurannya tidak sama. Spora yang berukuran lebih besar ( makrospora) berkelamin betina, sedangkan spora yang berukuran kecil (mikrospora) berkelamin jantan.
Contoh tanamannya : Sellaginella (paku rane), Marsilea crenata (semanggi)
3.    Paku Peralihan
Jenis tanaman Paku ini menghasilkan spora dengan bentuk dan ukurang sama tapi berbeda jenis kelaminnya yaitu kelamin jantan dan kelamin betina. Contoh : Equisetum sp. ( Paku ekor kuda)
d.    Reproduksi Tumbuhan paku
Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis, yaitu pergiliran proses reproduksi dari fase sporofit ke fase gametofit. Fase sporofit ditandai dengan munculnya spora dan fase gametofit ditandai dengan pembentukan gamet ( sel kelamin ). Proses reproduksi dengan gamet ditandai dengan peleburan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan ovum yang dihasilkan oleh protalium.
Skema pergiliran keturunan pada paku homospora :
          Spora
         Protalium
        Anteridium                Arkegonium
           Spermatozoid         zigot            ovum
Zigot ( 2n)
                    Paku homospora
Sporofil
Sporangium
   Spora


Skema pergiliran keturunan pada tumbuhan paku heterospora












Skema pergiliran keturunan pada tumbuhan Paku peralihan
  Spora    jantan                    spora betina
        Protalium jantan                 protalium betina
             anteridium                    arkegonium
           spermatozoid                      ovum
       zigot   

              tumbuhan Paku peralihan
               
   sporofil

                sporangium

e.    Klasifikasi tumbuhan Paku
Tumbuhan Paku dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu :
1.    Psilophyta ( Paku purba)
Ciri umum : tidak memiliki daun atau memiliki daun berbentuk kecil – kecil ( mikrofil), sporangiumnya terletak diujung cabang, beberapa jenis diantaranya belum memiliki akar sejati. Paku ini sering disebut dengan tumbuhan paku telanjang, bersifat homospora dan hampir punah.
Contoh : Psilotum nudum
2.    Lycopodiophyta ( paku kawat).
Ciri umum :  memiliki daun kecil-kecil dan tidak bertangkai, bersifat heterospora, akar dan batang bercabang menggarpu tetapi ada juga batanng yang berbentuk umbi ( misal : Isoates). Daunnya berupa mikrofil, sporangium terletak diketiak daun dan membentuk strobilus, umumnya epifit
Contoh ; Lycopodium ( paku kawat), Sellaginella .
3.    Equisetinae ( paku ekor kuda)
Ciri umum : akar berupa akar tongkat dan menjalar, daun berbentuk seperti batang yang berdiri tegak, berbentuk silinder, berbuku – buku, dapat melakukan fotosintesis, tingginya bisa mencapai 1,3 meter, daun kecil seperti sisik melingkar pada setiap ruas batang dan tidak mengandung klorofil, pada ujungnya terdapat strobilus.
Contoh :  Equisetum arvense
4.    Filicinae ( Paku sejati) atau disebut juga Pterophyta
Tumbuhan paku sejati merupakan tumbuhan paku yang sebenarnya, mempunyai daun berukuran besar, mempunyai tulang daun dan daging daun, ujung daun menggulung dan sporangium terdapat dibawah permukaan daun. Tumbuhan paku ini kita kenal sebagai pakis.
Contoh ;  Adiantum cuneatum (suplir), semanggi (marsilea crenata) dan  Asplenium nidus ( paku sarang burung).
f.    Manfaat tumbuhan Paku
a.    Sebagai tanaman hias misal Adiantum cuneatum, Asplenium nidus
b.    Untuk sayur, misal semanggi dan pakis
c.    Sebagai bahan obat – obatan
d.    Sebagai pupuk, misalnya Azolla piƱata yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae (ganggang hijau biru) dapat mengikat nitrogen bebas.
3.    Tumbuhan Berbiji ( Spermatophyta)
Spermatophyta meliputi semua jenis tumbuhan yang menghasilkan bunga dan atau biji.Bunga merupakan alat perkembangbiakan generative pada tumbuhan. Selain itu bunga merupakan alat reproduksi bagi tumbuhan dan merupakan alat untuk menghasilkan biji. Didalam biji terdapat calon tumbuhan baru yang disebut dengan embrio atau lembaga. Karena sebagian besar kelompok spermatophyte menghasilkan bunga, maka disebut juga dengan Antophyta (tumbuhan berbunga).
Berdasarkan letak bijinya, spermatophyte dikelompokkan menjadi dua kelas utama yaitu Gymnospermae dan Angiospermae.
a.    Gymnospermae ( tumbuhan berbiji terbuka).
1.    Ciri Utama
Gymnospermae tidak mempunyai bunga sesungguhnya. Alat perkembangbiakannya berupa ‘bunga’ yang disebut dengan strobilus. Strobilus terdiri dari strobilus jantan dan strobilus betina yang dihasilkan oleh dua tanaman yang berbeda jenis kelaminnya. Biji atau bakal buah terdapat pada strobilus dan tidak terbungkus daun buah. Karena bijinya tampak dari luar maka disebut dengan tumbuhan berbiji terbuka.

2.    Ordo dalam Gymnospermae.
Gymnospermae dibedakan menjadi empat ordo, yaitu :
-    Cycadales, cirinya : batang berkayu, tidak bercabang atau sedikit mengalami percabangan, contoh anggotanya adalah : Cycas rumphii ( pakis haji), Dioon (ditemukan di benua Amerika),  Encephalartos, Maakrozamia, Bowenia
-    Gikgoales, cirinya : berumah dua, berupa pohon, daun memanjang seperti kipas, contoh : Ginkgo biloba ( tanaman asli Tiongkok)
-    Coniferales atau tumbuhan Konifer atau tumbuhan berdaun jarum. Ciri utamanya adalah : berbentuk semak, perdu atau pohon, daun berbentuk jarum dan runcing, contoh : Taxus baccata, Agathis alba ( dammar, bahan untuk resin),Podocarpus imbricate, Pinus silvestris, Pinus merkusii, Abies balsamae, Sequoia gigantean.
-    Gnetales, ciri umum : merupakan tumbuhan berkayu, daun tunggalberhadapan, bunga berkelamin tunggal, berumah satu. Contoh : Gnetum gnemon (melinjo), Ephedra altissima
3.    Reproduksi ( siklus hidup Gymnospermae)

Serbuk sari (mikrospora)            makrospora
     Buluh serbuk sari                arkegonium      
          Spermatozoid                   sel telur
                       Zigot
                     Embrio
            Tumbuhan baru
Mikrosporofil                    makrosporofil


b.    Agiospermae ( Tumbuhan berbiji tertutup)
1.    Ciri umum
Biji terbungkus dalam bakal buah, memiliki bunga sesungguhnya dan bersifat hermaprodit.
2.    Klasifikasi Angiospermae.
Angispermae dibedakan menjadi 2 kelas yaitu :
a.    Monocotyledoneae (monokotil)
Ciri  utama :
-    Biji memiliki satu daun lembaga
-    Berakar serabut
-    Batang tidak berkambium sehingga tidak dapat mengalami pertumbuhan sekunder
-    Memiliki pembuluh angkut ( xylem dan floem) dengan tipe tersebar
-    Bertulang daun melengkung atau sejajar dan daun biasanya berpelepah
-    Bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatannya.
Monocotyledoneae dibedakan menjadi beberapa family, yaitu :
-    Palmae (pinang - pinangan)
Ciri umum : batang berkayu, tidak bercabang, berbatang tegak, pada batang terdapat bekas daun berbentuk cincin, memiliki buah tipe kendaga ( buah batu). Contoh : kelapa ( Cocos nucifera), kelapa sawit.
-    Graminieae ( rumput - rumputan).
Ciri umum : tumbuhannya mempunyai batang berbentuk silindris, pipih, bagian tengah batangnya berongga dan daun berbentuk seperti pita. Contoh : padi ( Oryza sativa), jagung (Zea mays ).
-    Musaceae ( pisanng - pisangan)
Ciri umum ;  tumbuhannya memiliki batang semu yang terbentuk dari pelepah daun yang saling membungkus membentuk batang, berbunga, berkembang biak dengan tunas, buah berbentuk tandan, menghasilkan biji tapi infertile. Contoh : pisang ( Musa sp.)
-    Zingiberaceae ( jahe - jahean)
Ciri umum : tanamannya mempunyai rhizome dan memiliki pelepah daun yang membalt batang. Contoh : jahe. Kunyit, lengkuas.
-    Orchidaceae ( anggrek - anggrekan)
Ciri umum : tumbuhannya memiliki pangkal batang membesar membentuk umbi, daun bertepi rata, tebal dan berdaging, epifit. Contoh : Anggrek
b.    Dicotyledoneae
Ciri umum :
-    Biji memiliki dua daun lembaga ( kotiledon)
-    Akarnya tunggang
-    Batangnya memiliki cambium sehingga dapat mengalami pertumbuhan sekunder (pertumbuhan menyamping)
-    Memilki berkas pengangkut tipe melingkar
-    Bertulang daun menyirip atau menjari
-    Bagian bunga berjumlah dua, empat, lima atau kelipatannya
Klasifikasi Dicotyledoneae :
1.    Euphorbiaceae (jarak - jarakan)
Ciri umum : berdaun menjari, batang mengandung getah, memiliki buah kendaga, contoh : jarak, ubi kayu, karet
2.    Solanaceae ( terung - terungan)
Ciri umum : tumbuhan berupa semak, bunga berbentuk terompet atau bintang. Contoh : terung, tomat, tembakau.
3.    Myrtaceae (jambu - jambuan)
Ciri umum : tumbuhannya berupa perdu, berkayu, mahkota bunga kecil dan benang sari banyak. Contoh : jambu air, jambu biji
4.    Papilionaceae ( kacang - kacangan)
Ciri umum : tumbuhannya menjalar, bunga berbentuk kupu – kupu, buahnya berupa polong. Contoh : kedelai , buncis, kacang panjang
5.    Mimosaceae ( petai - petaian)
Ciri umum : tumbuhannya berupa perdu atau pohon, berbuah polong. Contoh : petai
6.    Caesalpineceae ( johar - joharan)
Ciri umum : tumbuhannya berupa perdu atau pohon, buahnya berupa polong – polongan. Contoh : kembang merak.
7.    Malvaceae ( kapas - kapasan)
Ciri umum : tumbuhannya berupa perdu atau pohon, mahkotanya berjumlah lima yang saling melekat pendek. Misalnya : kapas, kembang sepatu, waru.

8.    Compositae ( komposit)
Ciri umum :  berbunga majemuk yaitu bunga tepi (bunga pita) dan bunga tabung. Bunga tabung memiliki putik dan benang sari, bunga tepi tidak memiliki putik dan benang sari. Contoh : bunga matahari, bunga kertas.



3.    Siklus hidup Angiospermae.
Angiospermae bereproduksi secara generative dengan biji sekaligus vegetatif buatan seperti stek, cangkok, okulasi dll.
    Serbuk sari                      sel calon kantong lembaga
Buluh serbuk sari                     kantong lembaga
  Inti sperma 1                    sel telur
  Inti sperma 2                inti kandung lembaga  sekunder

        Zigot + bakal endosperma
             Embrio + endosperma
                Tumbuhan baru
                       Bunga

Benang sari                            putik










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
•    Plantae adalah salah satu Kingdom yang terdapat pada system klasifikasi makhluk hidup.
•    Secara umum Kingdom Plantae mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
a.    Eukariotik atau mempunyai membran inti
b.    Berklorofil sehingga mampu mensintesis nutrisi ( makanannya sendiri). Makhluk hidup yang demikian disebut dengan autotrof
c.    Mempunyai dinding sel yang sifatnya kaku ( rigid) dan tersusun atas selulosa
d.    Multiseluler atau tersusun atas banyak sel
e.    Memiliki organ pokok yang disebut dengan akar, batang dan daun sehingga disebut dengan tumbuhan kormofita.
•    Berdasarkan cara perkembangbiakannya, kormofita dibedakan menjadi :
a.    Cormophyta berspora, berkembang biak dengan menggunakan spora missal Bryophyta dan Pterydophyta
b.    Cormophyta berbiji, berkembang biak dengan menggunakan biji, misal tumbuhan berbiji.
•    Berdasarkan  alat pengangkutannya, golongan tumbuhan dibedakan menjadi :
a.    Atrakeophyta, yaitu tumbuhan yang belum mempunyai system pengangkutan, misal tumbuhan lumut ( Bryophyta)
b.    Trakeophyta, yaitu tumbuhan yang telah mempunyai system pengangkutan secara sempurna, misal Pteridophyta dan spermatophyte ( tumbuhan berbiji)

B.    Saran
Dengan uraian diatas, semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik san saran yang dari pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

DAFTAR PUSTAKA
-    Saktiyono.2005.Seribu Pena Biologi kelas X.Erlangga:Jakarta.
-    Uut sulistyowati, S.E.dkk.,Possible Biologi (LKS).JP Group:Surabaya
-    Sawaldi.dkk.,Fokus Biologi SMU X jilid 2. IKAPI: Solo

Senin, 23 Juni 2014

Kasturi (Mangefera Casturi Delmiana) Maskot Flora Kalimantan Selatan Yang Tergolong Dari 200 Jenis Tumbuhan Langka Di Indonesia

Rabu, 05 Februari 2014 07:06
Kasturi (Mangefera Casturi Delmiana) Maskot Flora Kalimantan Selatan
yang Tergolong Dari 200 Jenis Tumbuhan Langka Di Indonesia

Buahnya kecil, rasanya manis dan aromanya yang khas, menjadikan dia selalu dicari dan dijadikan sebagai oleh oleh.  Karena penyeberannya yang sempit dan hanya ditemui secara liar di hutan hutan Kalimantan, sehinggga dia tergolong dari 200 jenis tumbuhan langka di Indonesia yang harus dilestarikan. Dia dinobatkan sebagai maskot flora kalimantan Selatan. Buah yang masak berwarna ungu ke coklatan, akan berjatuhan bila diterpa angin dan anak anak dengan riangnya memungut sambil membuka kulit buahnya dengan gigi untuk dinikmati
Klasifikasi dan morfologi
Kasturi dengan nama ilmiahnya (Mangefera casturi Delmiana),  tergolong genus Mangefera, famili Anacardiaceae , ordo anacardiales dan klas Dicotyledonae.
Tergolong tanaman paranual,  berupa arbor, dengan tinggi dapat mencapai 30 meter.
Tanaman kasturi berumur panjang, berbunga pada bulan September dan berbuah pada bulan Nopember – Januari. Bijinya tergolong rekalsitran, yang tidak bisa bertahan lama.
Keistemewaan tanaman ini adalah dapat beradaptasi di lahan rawa dan cukup toleran terhadap genangan, sehingga tanaman ini sering ditemui secara liar di hutan hutan, maupun di tepian sungai.
Kasturi berbuah banyak/lebat.
Buahnya yang lebat, dapat mencapai ribuan dalan satu pohon.  Buah yang masak berwarna ungu ke coklatan, akan berjatuhan bila diterpa angin dan anak anak desa dengan riangnya memungut sambil membuka kulit buahnya dengan gigi untuk dinikmati. Buah yang jatuh kekali, laksana penyelam handal akan mereka temukan.
Buah yang masak secara fisiologis akan mengelurkan aroma yang khas, dan daging buahnya berasa  manis.
Buah berbentuk bulat memanjang, berukuran agak kecil, dengan berat/buah berkisar antara 100-125 g.  Daging buah berwarna kuning-orange, tidak berserat.
Dinilai dari segi ekonomi, cukup menjanjikan. Dengan harganya Rp 600- Rp 700/ biji. Setara dengan Rp. 7.500,-/kg. Harga yang tidak jauh beda dengan mangga.
Komposisi  kimia dari buah kasturi sebagai berikut :
Tabel 1.  Komposisi kimia buah kasturi
No
Komponen
Buah Kasturi
1
Sukrosa (%)
7,93
2
Lemak (%)
0,44
3
Protein (%)
1,29
4
Vitamin A (Iu)
6069,27
5
Vitamin C (%)
1,07
6
Kadar air (%)
81,40
Keragaman Kerabat Kasturi
Dari hasil eksplorasi, di temukan beberapa kerabat kasturi, yaitu  Kasturi biasa, Kasturi mawar, cuban  dan  Rawa-rawa. Perbedaan di dasarkan atas morfologi bentuk dan warna buah.  Selain itu juga dibedakan berdasarkan aroma dan  rasa buah.
Selama ini buah kasturi dikonsumsi dalam bentuk buah segar.  Padahal juga potensial untuk dibuat selai maupun dodol katuri. (Muhammad Saleh)
 http://balittra.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1356&Itemid=5

Selasa, 10 Juni 2014

APAKAH ANDA TAO TENTANG ASTREA BILIER????

Definisi:Atresia bilier

Atresia bilier adalah kondisi bawaan (kongenital) di mana terjadi penyumbatan pada tuba (saluran) yang membawa cairan empedu dari hati ke kandung empedu. Atresia bilier terjadi ketika saluran empedu di dalam atau di luar hati tidak berkembang secara normal.
Saluran empedu membantu mengeluarkan limbah dari hati dan membawa garam yang membantu usus kecil memecah/mencerna lemak. Pada bayi dengan atresia bilier, empedu yang mengalir dari hati ke kandung empedu terhambat. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, yang mematikan jika tidak diobati.
Bayi dengan kondisi ini mungkin tampak normal saat lahir. Namun, ikterus (penyakit kuning) berkembang pada minggu kedua atau ketiga kehidupan. Berat badan bayi menurun dan bayi menjadi rewel akibat memburuknya penyakit kuning.
Gejala lain mungkin termasuk:
  • urin pekat
  • pembesaran limpa
  • tinja berbau busuk, berwarna pucat atau coklat
  • pertumbuhan stagnan

Selasa, 03 Juni 2014

BAGIAN TUBUH BELALANG DAN KLASIFIKASINYA



Dissosteira carolina
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Upaordo: Caelifera
Familia
Superfamilia: Tridactyloidea
Superfamilia: Tetrigoidea
Superfamilia: Eumastacoidea
Superfamilia: Pneumoroidea
Superfamilia: Pyrgomorphoidea
Superfamilia: Acridoidea
Superfamilia: Tanaoceroidea
Superfamilia: Trigonopterygoidea
Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan. Dalam Agama Islam, Belalang adalah salah satu dari dua hewan yang apabila telah terlebih dahulu mati masih dihalalkan untuk dimakan, bersama Ikan

Selasa, 27 Mei 2014

Hiu Paus Tambah Keragaman Hayati Kalimantan Barat

 
REAKSI TERHADAP ARTIKEL INI
Hiu Paus (Rhincodon typus) teridentifikasi berada di perairan laut utara Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Satwa laut purba ini diketahui terjaring pukat nelayan Sungai Pinyuh pada Minggu (19/5).

Koordinator Kelautan WWF Indonesia Program Kalbar, di Pontianak, Dwi Suprapti menyatakan penemuan tersebut menunjukan keragaman hayati baru di perairan laut Kalbar mengingat hiu paus sebelumnya tidak pernah teridentifikasi di wilayah tersebut. "Di Indonesia, menurut peta habitat penyebaran hiu paus, dilaporkan berada di wilayah perairan Sabang, Situbondo, Bali, Nusa tenggara, Alor, Flores, Sulawesi Utara dan Papua," ujarnya.

Menurut Dwi, pemantauan dan penelitian terhadap satwa ini telah dilakukan sejak 2010. Penelitian diawali dengan survey berkala yang melibatkan nelayan bagan di Wasior hingga pemasangan Pop-up Satellite Archival Tag (PSAT) untuk merekam dan memantau pergerakan hiu paus. Kemudian, pemasangan Radio Frequency Identification (RFID) untuk mengidentifikasi hiu paus secara permanen, pengambilan foto identitas, melakukan studi keanekaragaman genetika hiu paus di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih, serta studi pengembangan kepariwisataan berbasis hiu paus.

"Meskipun hiu paus merupakan satwa laut purba yang jarang dijumpai, namun hiu paus belum dilindungi oleh hukum Indonesia," ujarnya.

Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam kampanye SOSharks, Toni Ruchimat mengatakan bahwa regulasi perlindungan hiu paus sedang dalam proses penyusunan. Hal ini dilakukan karena hiu paus merupakan hewan yang sudah masuk dalam kategori rentan di IUCN Redlist dan Appendix II CITIES, dimana Indonesia meratifikasi ketentuan dari dua lembaga tersebut. (Op-CE/Vey/Antara)

Bekantan khas Kalimantan si hidung panjang

Bekantan atau biasa disebut Monyet Belanda merupakan satwa endemik Pulau Kalimantan (Indonesia, Brunei, dan Malaysia). Bekantan merupakan sejenis kera yang mempunyai ciri khas hidung yang panjang dan besar dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Dalam bahasa ilmiah, Bekantan disebut Nasalis larvatus.
Bekantan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Nasalis larvatus, sedang dalam bahasa inggris disebut Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey. Di negara-negara lain disebut dengan beberapa nama seperti Kera Bekantan (Malaysia), Bangkatan (Brunei), Neusaap (Belanda). Masyarakat Kalimantan sendiri memberikan beberapa nama pada spesies kera berhidung panjang ini seperti Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau.
Bekantan yang merupakan satu dari dua spesies anggota Genus Nasalis ini sebenarnya terdiri atas dua subspesies yaitu Nasalis larvatus larvatus dan Nasalis larvatus orientalis. Nasalis larvatus larvatus terdapat dihampir seluruh bagian pulau Kalimantan sedangkan Nasalis larvatus orientalis terdapat di bagian timur laut dari Pulau Kalimantan.
Gambar Bekantan Jantan
Binatang yang oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “Terancam” (Endangered) merupakan satwa endemik pulau Kalimantan. Satwa ini dijadikan maskot (fauna identitas) provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan SK Gubernur Kalsel No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990. Selain itu, satwa ini juga menjadi maskot Dunia Fantasi Ancol.
Ciri-ciri dan Habitat Bekantan. Hidung panjang dan besar pada Bekantan (Nasalis larvatus) hanya dimiliki oleh spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Kera betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai Monyet Belanda.
Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Kera Bekantan betina berukuran sekitar 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar (buncit). Perut buncit ini sebagai akibat dari kebiasaan mengkonsumsi makanannya yang selain mengonsumsi buah-buahan dan biji-bijian mereka juga memakan dedaunan yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna.
Bekantan (Nasalis larvatus) hidup secara berkelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat. Biasanya dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10 sampai 30 ekor.
Satwa yang dilindungi ini lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon. Walaupun demikian Bekantan juga mampu berenang dan menyelam dengan baik, terkadang terlihat berenang menyeberang sungai atau bahkan berenang dari satu pulau ke pulau lain.
Seekor Bekantan betina mempunyai masa kehamilan sekitar166 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak dalam sekali masa kehamilan. Anak Bekantan ini akan bersama induknya hingga menginjak dewasa (berumur 4-5 tahun).
Habitat Bekantan (Nasalis larvatus) masih dapat dijumpai di beberapa lokasi antara lain di Suaka Margasatwa (SM) Pleihari Tanah Laut, SM Pleihari Martapura, Cagar Alam (CA) Pulau Kaget, CA Gunung Kentawan, CA Selat Sebuku dan Teluk Kelumpang. Juga terdapat di pinggiran Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai Paminggir, Sungai Tapin, Pulau Bakut dan Pulau Kembang.
Konservasi Bekantan. Bekantan (Nasalis larvatus) oleh IUCN Redlist sejak tahun 2000 dimasukkan dalam status konservasi kategori Endangered (Terancam Kepunahan) setelah sebelumnya masuk kategori “Rentan” (Vulnerable; VU). Selain itu Bekantan juga terdaftar pada CITES sebagai Apendix I (tidak boleh diperdagangkan secara internasional)
Pada tahun 1987 diperkirakan terdapat sekitar 260.000 Bekantan di Pulau Kalimantan saja tetapi pada tahun 2008 diperkirakan jumlah itu menurun drastis dan hanya tersisa sekitar 25.000. Hal ini disebabkan oleh banyaknya habitat yang mulai beralih fungsi dan kebakaran hutan.
Referensi: http://www.iucnredlist.org; Gambar:
Klasifikasi ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Primata; Famili: Cercopithecidae; Upafamili: Colobinae; Genus: Nasalis; Spesies: Nasalis larvatus