Rabu, 19 Maret 2014

ALCYOENACEA(karang lunak)

4. ALCYONACEA
Alcyonacea, istilah umum untuk karang lunak (bangsa Alcyonacea).
Beberapa bentuk pertumbuhan (percabangan) karang lunak.
Pada dasarnya bentuk pertumbuhan (percabangan) karang lunak terbagi menjadi beberapa,yaitu:
Glomerata: Bentuk pertumbuhan aboresen dengan cabang primer bergerombol pendek dan rapat, melekat pada batang utama. Divarikata: Bentuk pertumbuhan arboresen, dari cabang primer bercabang menjadi sekunder namun tidak rapat. Umbellata: Bentuk pertumbuhan seperti arboresen, dari cabang primer dan sekunder tersusun menyerupai payung.

Kamis, 06 Maret 2014

KEINDAHAN BUNGA MAWAR



Bunga mawar (Rosa spp.) berdasarkan kegunaannya dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu mawar tabur yang biasa disuling karena diambil minyak atsirinya, bunga hias atau bunga potong untuk buket dan mawar pot atau mawar taman. Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter.
               
Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.

Mawar dapat dijangkiti beberapa penyakit seperti karat daun yang merupakan penyakit paling serius. Penyebabnya adalah cendawan Phragmidium mucronatum yang menyebabkan kerontokan daun. Penyakit yang tidak begitu berbahaya seperti Tepung Mildew disebabkan cendawan Sphaerotheca pannosa, sedangkan penyakit Bercak Hitam yang ditandai timbulnya bercak-bercak hitam pada daun disebabkan oleh cendawan Diplocarpon rosae. Mawar juga merupakan makanan bagi larva beberapa spesies Lepidoptera.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae
Divisi       : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa


Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan lain-lain.Selain sebagai tanaman hias, bunga Mawar memiliki manfaat sebagai obat/penyembuh. Manfaat tersebut dimiliki dari zat-zat kimia yang terkandung di dalam bunga Mawar, seperti tannin, geraniol, nerol, sitronelol, asam geranik, terpene, flavonoid, pektinm polyphenol, vanillin, karotenoid, stearopten, farnesol, eugenol, feniletilakohol, vitamin C, B, E, K. Beberapa manfaat dari bunga Mawar antara lain:
1.Sebagai pengobatan aromaterapi.
2.Sebagai antikejang.
3.Sebagai pengatur haid.
4.Menyembuhkan infeksi.
5.Menyembuhkan sekresi empedu.
6.Menurunkan panas badan.
7.Menyuburkan rambut, mengurangi rambut rontok dan menjadikan rambut tampak lebih hitam
8.Mengencangkan kulit wajah, mengurangi keriput dan menghilangkan bekas jerawat.

Referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Mawar
http://bunda-workathome.blogspot.com/2007/08/rahasia-menanam-mawar.html
http://www.pdf-search-engine.com/budidaya-tanaman-mawar-pdf.html

Rabu, 05 Maret 2014


Ekspresi seksual merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan telah menjadi fitrah bagi manusia sebagai makhluk biologis. Tetapi, jika ekspresi atau dorongan itu begitu kuat dan sering kali seks menjadi lebih dominan ketimbang kesehatan, pekerjaan, atau hubungan sehingga kehidupan Anda menjadi terganggu, mungkin saja Anda mengalami perilaku seks kompulsif (compulsive sexual behaviour/CSB).

Dalam istilah medis, perilaku seks kompulsif juga sering disebut hiperseks, nymphomania, atau erotomania. Ada juga yang menyebut kecanduan seks atau maniak seks. Tetapi dua istilah terakhir ini biasanya berkaitan atau merujuk pada tingginya aktivitas seksual bersamaan dengan penggunaan alkohol, narkoba, atau perjudian.

Menurut penjelasan dalam situs Mayo Clinic, perilaku seks kompulsif secara umum dipertimbangkan sebagai suatu kelainan yang dialami seseorang dalam mengendalikan impuls atau dorongan seks.

Akibat kelainan ini, seseorang tak mampu menolak godaan atau dorongan melakukan suatu tindakan yang merugikan diri sendiri ataupun orang lain. Pada kelainan seks ini, perilaku normal yang seharusnya menyenangkan dapat berubah menjadi kebiasaan yang ekstrem.

Apa pun itu istilahnya, perilaku seks kompulsif adalah masalah serius yang dapat mengganggu kehidupan seseorang dan bahkan mengancam kesehatan. Tetapi dengan pengobatan dan program-program bantuan, CSB sebenarnya dapat dikendalikan sehingga seseorang dapat membangun kehidupan seks yang lebih sehat.

Kenali gejalanya

Gejala CSB sangat bervariasi, baik dari jenis maupun tingkat keparahannya. Dorongan untuk tenggelam dalam perilaku kompulsif ini bisa bersifat kronis dan kuat, dan mungkin akan terasa di luar kendali. Secara umum, gejala perilaku seks kompulsif dapat dikenali dari pola-pola perilaku berikut ini:

* Memiliki banyak pasangan seks atau affair di luar perkawinan yang sah.
* Berhubungan seks dengan pasangan baru yang belum dikenal atau jasa prostitusi
* Menghindari keterlibatan emosional dalam hubungan seksual
* Menggunakan layanan komersial yang mengumbar seksualitas lewat telepon atau internet
* Masturbasi dengan frekuensi sangat sering.
* Sering kali melihat atau menggunakan materi-materi pornografi.
* Melakukan hubungan seks bersifat masokisme dan sadisme.
* Mengekspos atau memamerkan seksualitas kepada umum (ekshibisionisme)

Orang yang mengalami CSB sering kali menggunakan seks sebagai pelarian dari masalah lain, seperti kesepian, depresi, kecemasan atau stres. Ia juga akan membiarkan dirinya terlibat perilaku seks berisiko meski sadar akan konsekuensinya seperti gangguan jantung, penyakit menular seksual, atau hilangnya hubungan dengan orang yang dicintai.

Pria dan wanita yang mengalami CSB mungkin saja telah menikah atau sedang dalam hubungan serius. Mereka tampaknya hidup normal, tetapi sebenarnya tidak. Kenyataannya, mereka sering kali kesulitan menciptakan dan mempertahankan keintiman secara emosional. Mereka lalu mencari kepuasan melalui perilaku seks, tetapi pemenuhan kebutuhan itu cenderung tidak tercapai sehingga kehidupan mereka menjadi terasa hampa. CSB juga dapat dialami siapa saja tanpa memedulikan preferensi seksual, baik heteroseks, homoseks, ataupun biseks.

Penyebab

Sejauh ini, para ahli belum dapat memastikan apa penyebab timbulnya CSB. Penelitian ilmiah mengenai kecanduan seks ini masih terbilang baru, dan para ahli masih menyelidiki kemungkinan beberapa penyebabnya antara lain :

* Abnormalitas otak. Penyakit atau kondisi medis tertentu kemungkinan dapat menimbulkan  kerusakan pada bagian otak yang memengaruhi perilaku seksual. Penyakit seperti multiple sclerosis, epilepsi, dan demensia juga berkaitan dengan CSB. Selain itu, pengobatan penyakit parkinson dengan dopamine diduga dapat memicu perilaku CSB.

* Senyawa kimia otak. Senyawa kimia pembawa pesan antarsel otak (neurotransmiter) seperti serotonin, dopamin, norepinephrine, dan zat kimia alami lain dalam otak berperan penting bagi fungsi seksual dan mungkin juga berkaitan dengan CSB meski belum jelas mekanismenya.

* Androgen. Hormon seks ini secara alami terdapat pada pria dan wanita. Walaupun androgen juga memiliki peran yang sangat penting dalam memicu hasrat atau dorongan seks, belum jelas apakah hormon ini berkaitan langsung dengan CSB.

* Perubahan sirkuit otak. Beberapa ahli membuat teori bahwa CSB adalah sebuah jenis kecanduan yang seiring waktu menimbulkan perubahan para sirkuit syaraf otak. Sirkuit ini merupakan jaringan syaraf yang menjadi sarana komunikasi antara satu sel dan sel lain dalam otak. Perubahan ini dapat menimbulkan reaksi psikologis menyenangkan saat terlibat dalam perilaku seks dan reaksi tidak menyenangkan ketika perilaku itu berhenti.











REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Peneliti Raflesia Arnoldii dari Universitas Bengkulu, Agus Susatya, mengatakan
Flora langka itu terancam punah dan semakin sulit ditemui di hutan Bengkulu dan Sumatera. Penyebab utama yakni habitat dan inang tempat tumbuhnya makin sulit didapat.

"Bahkan menurut saya sudah diatas terancam punah, karena tidak bisa diperkirakan berapa populasinya saat ini dan tidak ada yang bisa memprediksi," katanya di Bengkulu, Selasa (19/7).

Kondisi itu dikatakannya saat mengunjungi lokasi penangkaran puspa langka tersebut yang digagas Kelompok Peduli Puspa Langka Tebat Monok Kabupaten Kepahiang, Bengkulu.

Ia bersama sejumlah wartawan dan anggota Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu (KPPL)--yang dibentuk sejumlah facebookers yang prihatin atas kelestarian raflesia--melakukan ekspedisi ke habitat bunga langka itu di Hutan Lindung Rindu Hati, Kepahiang.

Menurutnya, Raflesia mekar di dalam kawasan hutan semakin sulit ditemui seiring maraknya aksi penebangan liar dan perambahan hutan menjadi perkebunan secara liar.

"Hutan Lindung Rindu Hati ini sebagai salah satu habitat Raflesia semakin rusak akibat perambahan tapi tidak ada tindakan konkrit dari pemerintah untuk mengatasi ini," tambahnya.

Ia mengatakan perambahan liar di kawasan hutan yang menjadi habitat bunga tersebut semakin mengancam kelestariannya.

Perhatian pemerintah khususnya lembaga terkait seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) , ujarnya, masih minim untuk melestarikan puspa langka yang menjadi ikon bahkan simbol Provinsi Bengkulu itu.

Bunga Raflesia, menurutnya, memang tidak mendapat perhatian sebesar fauna langka Harimau Sumatra (Phantera tigris Sumatrae) yang statusnya juga terancam punah.

"Kalau harimau yang mati itu pasti heboh, tapi kalau habitat Raflesia yang terus menyempit itu tidak ada yang respon," tambah penemu Raflesia jenis Bengkuluensis ini. Ia mengatakan dukungan pemerintah terhadap pelestarian dengan mengalokasikan anggaran untuk penelitian flora tersebut juga sangat minim.

Sementara negara Filippina dalam lima tahun terakhir sudah berhasil menemukan lima jenis baru Raflesia dan mengklaim sebagai pusat penyebaran puspa langka itu. Padahal kata dia, dari 25 jenis Raflesia yang ada di dunia, sebanyak 14 jenis berada di Indonesia dan 11 diantaranya berada di Pulau Sumatra.

"Di Bengkulu kami pernah menemukan empat jenis yaitu Raflesia arnoldii, Raflesia hasselti, Raflesia gadutensis dan Raflesia bengkuluensis. enelitian terhadap Raflesia kata dia juga belum mendapat porsi yang layak di kalangan peneliti. Itu terbukti dari jumlah peneliti Raflesia yang bisa dihitung dengan jari.

"Selain saya, ada satu dosen di Universitas Riau dan satu orang lagi dosen di IPB," ujarnya.
Agus mengharapkan kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap keberadaan flora terbesar di dunia itu sehingga tetap lestari di Bumi Raflesia.